<p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><b><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">DALUNG (06/04/2025)</span></span></span></b><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> - Paiketan Dalung Permai mengadakan acara penilaian ogoh ogoh serentak yang dilakukan pada hari minggu (23/3). Acara kompetisi penilaian ini merupakan bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi yang sangat penting di Bali. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk merayakan budaya Bali dan memberikan kesempatan bagi warga untuk menunjukkan kreativitas mereka yang menggambarkan berbagai karakter, baik dari cerita rakyat maupun kehidupan sehari-hari. Acara penilaian ini dihadiri oleh Ketua Umum Paiketan Dalung Permai Gede Rama Sukmayoga Wiweka., Wakil Ketua Umum Ngurah Agung Arpin Dwipayana, I Komang Agastia Widi Kusuma, Dewa Made Ari Saputra., Tokoh Adat, hingga para seniman badung.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Penilaian ogoh-ogoh dilakukan oleh sekelompok juri yang terdiri dari seniman dan budayawan lokal. Mereka sudah berpengalaman dalam menilai karya seni dan memiliki kriteria tertentu untuk menentukan ogoh-ogoh mana yang terbaik. Penilaian ogoh-ogoh salah satunya berlangsung di Balai Banjar Tegal Luwih. Acara penilaian dimulai sejak pagi hari dan berlangsung hingga siang hari. Warga sudah berkumpul sejak pagi untuk melihat ogoh-ogoh yang dipamerkan. Penilaian dilakukan secara bertahap, dan pengumuman pemenang dijadwalkan pada hari Pengrupukan. </span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Kegiatan ini penting untuk melestarikan tradisi dan budaya Bali yang sudah ada sejak lama. Selain itu, acara penilaian ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama anak muda, untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan adanya penilaian ini, diharapkan akan muncul semangat kompetisi yang sehat dan meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan. Proses penilaian dilakukan dengan cara yang sederhana. Setiap banjar, ogoh-ogoh yang dipamerkan dinilai berdasarkan beberapa aspek, seperti desain, teknik pembuatan, dan makna yang terkandung di dalamnya. Juri melakukan penilaian secara objektif dan transparan. Acara ini juga dimeriahkan dengan host konten kreator yang mengisi acara keseruan disetiap jam penilaian yang membuat suasana semakin meriah.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Kelian Banjar Dinas Tegal Luwih, Agus Sawitra mengapresiasi antusias para pemuda pemudi yang bersemangat untuk memberikan kreatifitas yang terbaik. Ia menjelaskan dengan adanya kegiatan ini bisa terus berlangsung dan semakin banyak generasi muda yang terlibat. Ini adalah cara yang bagus untuk mengenalkan budaya kepada para generasi muda. <b><i>“Kami ingin melestarikan budaya Bali dan memberikan ruang bagi warga untuk berkreasi,”</i></b> ujarnya.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Diwawancarai setelah kegiatan, Ketua ST Yowana Eka Dharma Bhakti banjar Tegal Luwih Ida Bagus Dinda Cadhu Prabawangsa mengatakan <b><i>"Prosesnya cukup panjang. Kami mulai dari merancang desain, lalu mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Kami menggunakan banyak bahan daur ulang agar lebih ramah lingkungan. Saya mencoba untuk memasukkan elemen lokal dan cerita yang dekat dengan masyarakat. Saya ingin agar ogoh-ogoh ini tidak hanya indah, tetapi juga memiliki makna Atma Prasangsa," </i></b>tutupnya.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><b><span lang="id" new="" roman="" style="font-family:" times="">(KIMDLG-023).</span></b></span></span></span></p>
Merayakan Kreativitas dan Tradisi Bali, Penilaian Ogoh-Ogoh Paiketan Dalung Permai di Banjar Tegal Luwih
06 Apr 2025